![]() |
Dok/ Geogle |
Mengawali Tulisan ini dengan mengutip kata-kata bang
Fadlun Sangadji ( Ketum HMI Cabang Yogyakarta Raya) Bahwa “Setiap daerah
memiliki sejarahnya, sejarah ialah teman hidup bagi yang hidup karena hanya
yang hidup yang membuat sejarah. Dengan demikian masa depan ialah berhubungan
dengan kehidupan orang-orang yang hidup bukan yang telah mati. Jadi tanggung
jawab manusia yang hidup adalah menentukan, menata dan meraih masa depan
manusianya, masyarakat dan daerahnya. Begitupun generasi muda Halmahera tengah
yang hidup di era Abad 21 ini.
Generasi mudah kabupaten halmahera tengah yang
mempunyai kesempatan untuk hidup di era Abad 21 ini, dan mempunyai predikat
lebih di tengah-tengah masyarakat. tentu mempunyai tanggung jawab moral dalam
menentukan, menata dan meraih masa depan masyarakat dan daerahnya, sebab kita
adalah generasi mudah yang hidup, jadi barang siapa yang sepanjang hidupnya
tidak pernah melihat, menata dan meraih masa depan masyarakat dan daerahnya,
maka ia telah menantang hukum alam karena hukum alam meniscayakan gerakan bukan
diam, dinamis bukan statis. Cita-cita bukan khayalan serta kesempurnaan bukan
keterpurukan. dari sinilah kita bisa meneropong dan menerawang masa depan Maluku
Utara khususnya halmahera tengah ke depan
Halmahera Tengah merupakan salah satu kabupaten di
maluku utara yang memiliki sarjana dan bahkan pasca sarjana yang boleh dibilang
banyak di bandingkan dengan kabupaten lainya di Maluku Utara ( MALUT), namun kabupaten
ini juga rentan akan permasalahan yang sering muncul, yakni Persoalan ekonomi,
sosial dan budaya yang harus disikapi dengan bijak oleh pemerintah namun
semuanya itu hanyalah harapan yang tak kunjung sampai.
Persoalan politiknya bisa di lihat dari beberapa pemilihan kepala daerah atau pemilihan legislatif terakhir ini, yang telah merusak dan memporak-porandakkan sendi-sendi kehidupan kita sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan (fai Sayang ret falsiling,) saling menyayangi dan mengingatkan yang telah diwarisi oleh para leluhur kita jauh-jauh hari sebelum konsep Negara Indonesia ini ada.
Persoalan politiknya bisa di lihat dari beberapa pemilihan kepala daerah atau pemilihan legislatif terakhir ini, yang telah merusak dan memporak-porandakkan sendi-sendi kehidupan kita sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan (fai Sayang ret falsiling,) saling menyayangi dan mengingatkan yang telah diwarisi oleh para leluhur kita jauh-jauh hari sebelum konsep Negara Indonesia ini ada.
Bukan hal baru lagi, ketika berbicara tentang
politik di masyarakat maluku utara dewasa ini khususnya di halmahera tengah sebab
politik di wilayah maluku utara, bagaikan seorang gadis dengan parasnya yang
aduhai cantik. Sehingga menjadi buah bibir bagi para pemudah dan masyarakat
setempat ketika melihatnya. Begitupun politik dimaluku utara khususnya
halmahera tengah yang selalu ramai dan hangat dibicarakan dari masyakarat
elit sampai masyarakat menegah kebawah, mahasiswa sampai tingkat paling rendah
anak-anak. Ketika momentum pesta rakyat tahunan ini tiba, yakni pemilihan
legislatif dan pemilihan kepala daerah. Wajar ketika sebagian dari para
tokoh-tokoh nasional direpublik ini mengakui dan mengungkapkan kesanya
terhadap dinamika politik yang terjadi didaerah yang terkenal dengan komiditas
pala cengkeh dan koprah ini.
Haru dan duka yang dirasakan secara kolektif oleh
masyarakat halmahera tengah dari Pemilihan legislatif ke pemilihan umum kepala
daerah, pemilihan umum kepala daerah ke pemilihan legislatif. Menjadi catatan
tersendiri bagi kami bahwa dampak dari pemilihan umum kepala daerah dan
pemilihan legislatif ini tidak hanya merusak sendi kehidupan kekeluargaan dan
persaudaraan kita, tapi telah mendistorsi realitas kesejarahan kita sebagai
orang-orang berbudaya dan beradab. Namun harus penulis akui bahwa ini merupakan
suatu perjalanan demokrasi yang harus dilalalui oleh setiap daerah.
Hajatan pemilihan umum kepala daerah hamahera tengah
yang tinggal menghitung bulan ini, Gegap gempita dapat dengan mudah kita
temui dalam simbolitas yang tercipta melalui baliho dan spanduk bakal calon
bupati dan wakil bupati yang mulai bertaburan diseantero Halmahera tengah. Dari
sakam sampai teluk weda ini. pertanyaannya kemudian akankah pemilihan umum
kepala daerah halmahera tengah 2017 ini memiliki kecenderungan yang sama atau
tidak ??? tentu kita semua menginginkan pemilihan umum kepala daerah yang
dilandasi dengan etos politik yang santun, jujur dan adil agar dapat melahirkan
pemimpin yang terbaik pula untuk kabupaten halmahera tengah kedepan.
mengakhiri tulisan ini dengan mengajak semua
masyarakat kabupaten halmahera tengah untuk memupuk nilai-nilai ke-(fagogoruan)
yang selama ini tergerus akibat modernisasi dan politik adu domba, sebagai mata
rantai yang melemahkan keutuhan dan kesatuan kita, modal (faisayang ret
falsiling) inilah akan membangkitkan rasa optimisme yang kuat dan tangguh.
Dengan demikian harapan untuk sejarah baru halmahera tengah akan di
capai.Wawlahualam
EmoticonEmoticon